Cari Blog Ini

Rabu, 04 Agustus 2010

Berkendara Motor Dengan Aman

Suatu siang yang terik, di sebuah bangsal rumah sakit RSUD Gambiran, Kediri, waktu saya mengantarkan ortu membesuk saudara kadang katut yang mengalami kecelakaan lalu lintas, ada yang mengatakan kepada saya,

Dokter bilang anak muda yang patah tulang gara-gara kecelakaan sudah seperti rutin saja. Barusan ada yang di kamar sebelah itu keluar dengan tangan digips.

Lalu sebuah sore yang hangat di kawasan rimbun Bambu Apus, Jakarta Timur, teman saya harus digips tangan kirinya karena didorong jatuh oleh sebuah Honda Jazz di track lurus jalan raya Bandara Halim Perdana Kusuma yang sekilas mirip sirkuit Hockenheim Jerman. Sikunya pecah karena membentur aspal dan harus menahan beban tubuhnya yang sebesar Gajah umur tiga tahun.

Atau delapan tahun yang lalu, sebuah sore yang mendung dan muram, menjelang hari terakhir ujian caturwulan, tempurung lutut kanan saya menghajar aspal yang keras di jalanan Desa Suwaluh, sepulang dari persiapan acara pernikahan kakak sepupu saya. Kejadian menjelang saya menubruk GL Max itu masih membayang sampai sekarang. Dua minggu saya tak bisa berjalan, dua minggu sisanya saya jalan pakai tongkat.

*

Masih berpikir bahwa jalanan adalah maket sirkuit Sepang? Kalau iya, tunggulah sampai saatnya Anda mengaduh kesakitan, entah jatuh, entah nabrak. Semoga tidak sampai gegar otak atau patah tulang ya?

Jalanan Indonesia mungkin salah satu jalanan yang paling berbahaya di dunia. Berjalan pelan dan mengikuti aturan tidak cukup menjamin bahwa Anda akan selamat. Tetapi paling tidak, Anda bisa mencegahnya dengan mengetahui cara-cara berkendara dengan aman. Tentunya Anda masih ingin melihat senyuman hangat keluarga di rumah bukan? Percayalah pada saya, aspal itu bukan lawan yang sepadan untuk tulang kita.

Pakailah Helm

Ini hukumnya wajib. Pakai helm yang mahal, karena yang mahal itu berkualitas bagus. Anda tidak mau main-main dengan komponen terpenting tubuh Anda bukan? Pilih helm yang busanya tebal dan terasa menekan kepala. Disarankan yang memiliki kaca pelindung untuk melindungi mata dari debu. Untuk dalam kota, helm standar semi full-face sudah mencukupi. Tapi kalau di luar kota dimana Anda akan menggenjot kendaraan lebih kencang, disarankan memakai helm full-face.

Jaket dan Celana Panjang

Jaket berfungsi melindungi dada dari terpaan angin. Jangan remehkan angin kalau tidak mau kena paru-paru basah. Celana panjang melindungi dari panas, cipratan air dari pengendara lain, dan menyelamatkan betis Anda dari knalpot yang panas waktu memarkir kendaraan.

Patuhi Rambu Lalu Lintas

Sebenarnyalah, rambu lalu lintas — seaneh apapun — dirancang untuk mengatur arus lalu lintas dan membuat arus itu aman. Selalu ada peringatan batas aman berkendara, dan selalu ada alasan kenapa di sana-sini ada rambu tidak boleh berhenti, tidak boleh parkir, dan tidak boleh berbelok. Meskipun sepertinya rambu lalu lintas di sini telah berubah fungsi, adalah ide yang bagus untuk tetap mematuhinya.

Berkendara dengan Kecepatan Normal

Berapa kecepatan normal itu? Saya yakin setiap orang relatif, misalnya, saya anggap kecepatan 70 km/jam itu normal di jalanan yang sepi (waktu SMA besaran ini ada di titik 100 km/jam). Tapi saya kira semua akan setuju jika kecepatan aman berkendara motor itu 40 km/jam – 50 km/jam di jalanan yang lengang.

Konsentrasi Penuh, Jangan Mengandalkan Insting

Meskipun semua orang bisa mengendarai motor, jarang ada yang bisa berkendara dengan konsentrasi. Saya sering melamun, atau menoleh ketika ada gadis cantik di tepi jalan dan lalu terkejut karena tiba-tiba di depan sudah ada becak atau rombong bakso :)) . Jangan terlalu banyak mengambil asumsi, utamanya ketika di tikungan, di sela-sela mobil, atau waktu akan mendahului. Keadaan yang terlihat aman bisa berbalik secepat kilat dan di saat itu Anda hanya punya waktu sepersekian detik untuk menyelamatkan nyawa Anda.

Kenali Karakter Kendaraan

Apa yang dilakukan motor waktu menerpa angin? Kecepatan berapa maksimal ia stabil waktu menikung? Sedalam apa rem belakang? Se-spontan apa rem depan? Berapa jarak aman untuk mengerem? Jupiter MX saya, misalnya, agak melayang ketika digenjot di kecepatan 100 km/jam, tapi monoshock-nya sangat stabil untuk menikung di kecepatan 40 km/jam. Dengan mengenali sifat-sifat motor, Anda akan tahu bagaimana titik-titik berkendara dengan aman bersamanya.

Jangan Mudah Emosi

Ini mungkin yang paling berat. Di jalanan memang mudah sekali untuk naik darah. Melihat ada yang geber-geber gas di lampu merah saja sudah panas dan sudah pasang posisi mirip Valentino Rossi. Mengalahlah pada begundal jalanan yang potong sana-sini. Para begundal itu suatu saat akan berakhir di rumah sakit dengan lengan patah.

Waspada dengan Mobil dan Bus

Selalu jaga jarak aman, baik ketika di depan, belakang, atau samping. Jangan terlalu dekat. Buat Anda yang tak pernah nyetir mobil, FYI, seorang sopir mobil mengetahui kondisi sekeliling hanya dengan mengandalkan pandangan mata dan tiga spion. Spion kiri, spion kanan, dan cermin di tengah. Selebihnya insting dan perasaan yang bermain. Oleh karena itu, ada titik-titik yang tak terlihat oleh sopir yang disebut blind spot. Anda jangan sampai berada di area ini kalau tidak mau celaka.

Ketika akan memotong mobil, pastikan keadaan aman. Jaga jarak aman. Lewati mobil dengan cepat. Jangan memotong terlalu pendek dan mendadak, apalagi langsung mengerem ketika sudah ada di depan mobil. Jangan sekali-sekali berada terlalu lama di sisi pintu depan, karena tempat itu paling tidak terlihat sopir. Kalau si mobil bergeser, Anda akan langsung kena tubruk.

Mari kita galakkan gerakan berkendara dengan aman, untuk kenyamanan bersama. salam tatiblalinjarsby

0 komentar:

Posting Komentar

SUMATERA EKSPRES L.P.6